Sering sekali saya mendengar dari beberapa teman penulis pemula seperti ini, "Aku kasih nama pena apa ya?" Hmm.... Yuk, kita bahas soal nama pena! Kalau menurut William Shakespeare, "apalah arti sebuah nama?" tidak demikian dalam kehidupan nyata. Kenapa? Nama adalah salah satu identitas diri yang sangat penting bagi kita. Bahkan nama bukan cuma untuk orang, bisa untuk barang. Nama terkadang bisa menaikkan derajat seseorang bahkan bisa mengecilkan seseorang. Dalam Islam jelas bahwa nama adalah sebuah doa, bahkan mungkin di agama lain pun seperti itu. Maka dari itu disaat kita menjadi orangtua pasti kita agak dipusingkan dan mungkin sedikit ribet nyari sana sini, untuk memberikan nama bagi anak kita. Kita nggak mau nama anak kita kelewat panjang, karena doa yg ingin diberikan banyak kepada anak tersebut. Atau kelewat pendek. Dalam Islam dari nama kita bisa tahu anak ini keturunan siapa dan darimana. Contoh seperti nama-nama orang Jawa ningrat pasti akan ketebak dari namanya dengan menggunakan nama Raden atau Raden Roro. Begitu juga yang orang Sumatra, dari nama kita bisa mengetahui sukunya seperti Siregar, Sikumbang, Nyimas, dll. Dari nama juga kita bisa mengetahui urutan keberapa dia dalam keluarga, seperti di Bali yang menggunakan nama Made, Ni, atau nama-nama umum seperti Dwi, Tri, Eka. Lalu bisakah kita mengecilkan arti sebuah nama? Begitu juga nama pena. Banyak yang bertanya perlu nggak sih nama pena? jawaban saya "perlu". Kenapa? Ya jelas jawabnya, bagaimana kita mengetahui itu karya siapa jika tidak ada nama pena. Mau hanya dikasih NN No Name seperti nama pencipta lagu-lagu kebangsaan atau daerah yang ada dalam buku seni musik kita? Yang harusnya jadi pertanyaan bukan perlu atau tidaknya mencantumkan nama pena, tapi... "Apakah nama pena harus nama samaran?" Nah, kalau ini jawabannya, "tidak selalu" Seperti yang saya ungkapkan diatas bahwa nama bisa menaikkan derajat atau mengecilkan seseorang. Nama juga bisa membawa hoki popularitas seseorang. Jika kita merasa bahwa nama kita cukup oke, hoki dan eye catching atau bahkan menjual buat karya kita, yaa.. kenapa nggak nama asli kita saja yang kita pakai. Contoh beberapa nama yang eye catching untuk dijadikan nama pena, seperti nama Elita Duatnofa Maaf ya, ta namanya dipinjem. Banyak orang yang menyangka nama tersebut adalah nama pena, tapi kenyataannya itu nama lahir teman saya Elita Jika kita merasa bahwa nama kita nggak pasaran dan nggak oke, boleh kita menggunakan nama pena. Lalu kita kasih nama pena apa ya? Dari pelatihan yang saya ikut dulu, trainernya berkata bahwa nama pena harus disesuaikan dengan tema-tema karya kita jika kita ingin buku/karya kita dilirik bahkan laku dipasaran. Misalnya kita sudah memfokuskan diri ingin menulis buku-buku agama, maka nama yang kita ambil pun berbau-bau agama yang kita anut. Misal Ali Syahbni, Muhammad Firdaus untuk buku-buku islam atau Yohanes, Ignatius, untuk buku-buku nasrani, dll. Jika kita ingin membuat buku komputer, maka cantumkan nama dengan gelar ke komputeran kita. Misal Indah Pratiwi, dll Jika kita hendak membuat buku-buku tentang parenting kita memberikan nama pena Ade Ummi Fikri, Yana Bunda Yahya, dll. Jika ingin membuat buku-buku romantis bisa memberikan nama pena Cinta Pujangga, Rindu Renata, dll Kenapa harus begitu? Menurut data pasar, dari nama penulis/nama pena kita bisa tahu kualitas bukunya, walaupun kita belum baca isinya. Tapi kebanyakan pembeli akan berpikir seperti itu. Misal, jika kita mencantumkan gelar sarjana sastra dalam buku-buku panduan komputer, orang akan berpikir 2x untuk membeli buku tersebut. Tapi jika mencantumkan gelar sarjana komputer maka orang tidak ragu lagi untuk membeli. Begitupun nama-nama dalam buku-buku agama, orang agak berfikir jika buku tentang fiqih islam tapi penulisnya Raja Guk Guk. Walaupun benar Raja Guk Guk fiqihnya super, Islamnya mantab, tapi akan menjadi ragu hanya karena melihat nama penulisnya tersebut. Tapi lain hal jika nama Raja Guk Guk dicantumkan sebagai penulis buku Sejarah Sumatera Utara. Orang akan lebih percaya. Lalu bagaimana kalau yang menulisnya umum? Bagi yang menulis tema umum, jika tidak ingin nama lahir kita dijadikan nama pena, maka kita bisa mencari nama-nama umum, seperti Deka Amalia, Achi T-M, Ade UFi, dll. Ada syarat nggak dalam membuat nama pena? Syarat mutlak sih nggak ada, tapi sebaiknya saat membuat nama pena, buatlah nama dengan syarat-syarat berikut 1. Eye catching Dengan nama pena yang eye catching menarik membuat selalu ingat akan nama kita sekalipun bukunya telah lama kita baca. Contoh siapa yang tak kenal dengan Tatang S. Walaupun bukunya dah entah kemana kita masih ingat. 2. Pendek/singkat Kalau mau membuat nama pena eye catching ya cukup buat saja nama sepanjang jagat, tapi apakah mudah diingat? Kalaupun ingat perlu waktu beberapa kali menghafal, dan itupun hanya sebentar. Jika sudah beberapa bulan kedepan pasti tak ingat lagi. Kita tes ya.. kira-kira perlu waktu berapa lama kita mengingat nama pena seperti ini RINDU CINTA SEINDAH DUNIA ALAM BUMI PERTIWI 3. Unik Nama-nama yang unik biasanya mudah sekali melekat dimemori otak kita. Bedakan eye catching dengan unik. Nama-nama eye catching pasti unik, tapi nama-nama unik belum tentu eye catching. Contoh nama pena yang unuk Kepik Jingga, Biru Laut, dll 4. Seusai Tema Nah, ini bisa dijadikan syarat bisa juga tidak, tergantung seberapa fokus kita menulis tema tersebut. Ini sudah dicontohkan dalam penjabaran diatas. Nah, kini silakan memilih nama terbaik untuk nama pena kita. Mungkin ada syarat lain yang kita pikir bisa dijadikan syarat dalam pemilihan nama pena. Selamat membaca! Semoga tulisan siang ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.Komputerini disebut P-ISM. Sebagaimana dijelaskan oleh desainer NEC sebagai “Pen-style Personal Networking Gadget Package”. Komputer model ini diperkirakan senilai $30.000. atau sekitar 300an juta rupiah. Harga tersebut untuk ukuran sebuah komputer mungkin sangat mahal, tetapi jika dilihat dari segi terkologi tentu tidak ada apa-apanya. . RM 0008-20 Oleh Cahyadi Takariawan Anda kenal Asmarani Rosalba? Mungkin hanya sedikit yang mengenal. Anda kenal Etty Hadiwati Arief? Tidak banyak yang mengenal. Anda mengenal Heri Hendrayana Harris? Tidak juga kan… Anda kenal Ari Wulandari? Banyak yang tidak kenal. Anda kenal Darwis? Ini bukan yang tetangga anda itu. Anda kenal Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun? Hah, siapa itu? Namun sebagian besar anda akan mengenal mereka dengan baik, ketika saya sebut nama pena yang mereka gunakan dalam dunia literasi. Asma Nadia adalah Asmarani Rosalba. Pipiet Senja adalah Etty Hadiwati Arief. Gol A Gong adalah Heri Hendrayana Harris. Kinoysan adalah Ari Wulandari. Tere Liye adalah Darwis. Andrea Hirata adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Nah, jadi kemana nama asli mereka? Tidak penting, karena masing-masing orang memiliki tujuan dan alasan. Itulah yang disebut sebagai nama pena. Istilah nama pena, mirip dengan nama panggung, yaitu nama yang digunakan oleh seseorang untuk tampil di panggung tulisan, panggung film, panggung hiburan, serta panggung-panggung lainnya. Mengapa menggunakan nama pena dalam tulisan? Para penulis memiliki alasan dan tujuan yang berbeda-beda untuk pertanyaan ini. Semua alasan dan semua tujuan tersebut pada dasarnya sah saja, sepanjang tetap bertanggung jawab dan bermoral. Menggunakan nama asli atau nama pena dalam tulisan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka kembalikan saja kepada tujuan dan alasan, mengapa menggunakan nama pena? Oleh karena itu, saya merasa tidak perlu untuk menguraikan alasan dan tujuan, karena itu kembali kepada masing-masing diri penulis. Saya lebih cenderung untuk memberikan catatan tentang rambu-rambu dalam pembuatan dan penggunaan nama pena. Kendati membuat nama pena itu sah, boleh, dan bebas saja, akan tetapi tetap harus memperhatikan aspek kepatutan. Ini yang maksud sebagai bertanggung jawab dan bermoral. Berikut ini beberapa rambu, jika anda ingin membuat dan menggunakan nama pena dalam tulisan. Pertama, nama pena memiliki makna yang baik dan positif Hendaknya nama pena memiliki makna yang baik dan positif. Jangan membuat nama pena yang berisi hal yang buruk dan negatif. Bagaimanapun, nama mencerminkan siapa diri anda dan apa yang anda inginkan. Jika anda rajin berselancar di dunia maya, anda akan menemukan nama pena Dasar Bego yang memiliki akun di sebuah web terbuka. Contoh nama pena ini sangat buruk dan negatif. Jika ada orang yang menggunakan nama pena Ciloko atau Jahannam, maka itu mencerminkan siapa dirinya dan apa yang diinginkannya. Hindarilah nama pena yang bermakna buruk dan negatif seperti itu. Kedua, nama pena tidak melanggar kepatutan Hendaknya nama pena tidak melanggar asas kepatutan. Bangsa Indonesia terkenal sangat religius, maka jangan membuat nama yang bisa menyinggung perasaan kesopanan ataupun memasuki wilayah Sara. Di sebuah web terbuka, ada akun dengan nama Papua Israel. Nama ini memasuki wilayah Sara, karena Papua adalah Indonesia, dan Israel adalah agresor yang menghancurkan bangsa Palestina. Nama Papua Israel cenderung melanggar kepatutan bagi bangsa Indonesia. Gunakan nama pena yang patut, sopan, dan menjauhi nama-nama yang tidak etis serta sarkasme. Ketiga, tidak menyusahkan pembaca Nama pena hendaknya tidak membuat pembaca susah untuk menyebut dan berkomunikasi dengan anda. Misalnya, nama pena Dasar Bego, bagaimana pembaca menyapa dirinya di web? Atau nama Jahannam, bagaimana pembaca akan menyapa? “Tulisan kamu ngawur banget, Dasar Bego.” “Tulisan kamu keren banget, Jahannam….” Pasti pembaca tidak nyaman menyapa dengan cara seperti itu. Keempat, nama pena tidak digunakan untuk tujuan negatif Kalaupun anda membuat dan menggunakan nama pena dalam tulisan, jangan untuk tujuan yang negatif. Misalnya karena ingin melakukan penipuan, pemalsuan, pemerasan, serta berbagai macam jenis kejahatan lainnya. Nama pena untuk melindungi dan menutup jejak, agar tidak ketahuan siapa jati dirinya. Menggunakan nama pena untuk tujuan negatif, artinya sudah punya modus jahat sejak awalnya. Ini bertentangan dengan teori menulis yang saya kembangkan. Menulis itu untuk berbagai tujuan positif, konstruktif, kontributif. Kelima, nama pena tidak digunakan untuk melarikan diri dari tanggung jawab Nama pena jangan digunakan untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Misalnya, menulis dengan menggunakan nama pena karena menggunakan data palsu dalam artikel yang dibuat, atau menjiplak karya orang lain untuk kepentingan praktis, atau menulis berita palsu serta analisa yang bertujuan untuk menyesatkan opini publik, atau mengkritik pihak-pihak secara tajam namun tidak mau bertanggung jawab. Dalam konteks contoh yang saya sebutkan di atas, terdapat modus yang tidak bertanggung jawab dari awal. Menulis harus bertanggung jawab. Kita sedang belajar menulis untuk tujuan membangun pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Maka bertanggung jawablah. Jangan bersembunyi di balik nama pena. Keenam, enak didengar, mudah diingat, dan marketable Jika nama pena digunakan dalam rangka untuk tujuan branding, maka harus enak didengar, mudah diingat dan marketable. Asma Nadia adalah nama yang enak didengar, mudah diingat dan marketable. Remy Sylado, Tere Liye, Kinoysan, juga enak didengar, mudah diingat dan marketable. Nama pena yang tampak keren namun sulit diucapkan, sulit diingat, dan tidak enak didengar, akhirnya justru tidak marketable. Misalnya nama Dfeaux Braxton. Tampak keren karena nama Barat, tapi sulit diingat dan sulit diucapkan oleh masyarakat indonesia. Demikianlah beberapa rambu pembuatan dan penggunaan nama pena dari saya. Namun yang paling penting adalah isi dan kualitas tulisan anda. Sebagus apapun nama pena, jika isi dan kualitas tulisan anda berantakan, itu tidak akan menolong untuk menjadikan tulisan anda banyak dibaca dan disenangi orang. Jadi siapakah saya? Saya Cahyadi Takariawan. Baguskah nama itu? Emang gue pikirin 🙂 Saya ingin kedua orang tua saya bangga dengan nama yang mereka sematkan kepada saya. Tak akan saya menggantinya. Continue Reading
Informasidalam sebuah alamat tentunya mengandung hal yang sama. Akan tetapi, di beberapa negara tertentu ada beberapa perbedaan mengenai detail penulisan pada alamat korespondensinya. Berikut ini beberapa contoh di antaranya:: Perancis. Di negara ini, pada umumnya nama belakang penerima surat akan ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
Coba lihat nama-nama pengarang buku. Lebih dari separuh nama itu palsu, alias tidak sesuai dengan KTP sang penulis. Nama palsu ini lebih akrab disebut nama pena, pseudonim, pen name Inggris, atau nom de plume Prancis. Mengapa banyak pengarang yang menggunakannya? Inilah beberapa alasannya 1. Nama Pena untuk Tampil Beda2. Nama Pena untuk Menghindari Konsekuensi3. Nama Pena untuk Menyamarkan Gender Pengarang4. Nama Pena untuk Memisahkan Antarkarya 1. Nama Pena untuk Tampil Beda Ini motivasi paling dasar atau paling dangkal?. Seperti petinju-petinju yang mengembel-embeli namanya dengan “Dobrak”, “Samson”, dan sebagainya agar menyeramkan bagi lawan-lawannya. Atau pelawak-pelawak semacam Bambang Gentolet, Budi Handuk, Hunter Parabola, dan lain-lain. Dapat pula ini diartikan sebagai motivasi marketing. Misalnya, nama asli dimodifikasi supaya lebih enak dibaca sehingga mudah dihafal, dibuat lebih nyentrik agar menonjol di rak-rak toko buku dan saat tampil di media-media. Atau orang itu ingin menyesuaikan segmen. Umpamanya, saya bernama Brahmanto, spesialisasi saya novel-novel islami. Masalahnya, mana pembaca percaya kualitas kesalehan novel saya kalau yang tertoreh di sampul adalah Brahmanto? Maka, saya utak-atik sedikit nama tersebut. Dan jadilah El-Barrahman T. 2. Nama Pena untuk Menghindari Konsekuensi Tidak jarang penulis dibunuh, dipenjara, atau harus mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan gara-gara tulisannya. Misalnya, seorang mantan intelijen yang hendak menceritakan korupsi di dinasnya. Meskipun jadinya karya fiksi, tetapi cukup beralasan bila ia ketakutan dan memilih memajang pseudonim saja. Jangankan intelijen, pernah ada pegawai negeri yang ketakutan menggunakan nama asli ketika menuliskan buku satir tentang kehidupan PNS. Takut dimutasi, takut dikucilkan rekan-rekannya, atau konsekuensi-konsekuensi lainnya. Menghindari pajak, bisa juga jadi motivasi mengubah nama pemberian orang tua. Contoh mudahnya begini. Dalam sekali periode pembayaran royalti, dari dua buku, Anda menghasilkan 26 juta. Maka berdasarkan UU PPh pasal 17, pajak yang harus Anda bayar untuk penghasilan 25-50 juta adalah 10%. Artinya Nah, kalau Anda pakai dua nama, katakanlah royalti kotor satunya Rp20 juta, dan satunya 6 juta. Maka dua-duanya masuk kategori penghasilan di bawah 25 juta, artinya hanya kena 5% menurut UU, sehingga buku pertama dipotong dan buku kedua Sama-sama menghasilkan 26 juta, tetapi jika di bawah satu nama satu Wajib Pajak, Anda harus membayar dua kali lipat! Eh, tetapi saya tidak sedang merekomendasikan Anda merekayasa pajak. 3. Nama Pena untuk Menyamarkan Gender Pengarang Terkadang, seorang penulis lebih didengarkan jika jenis kelaminnya dikesankan berbeda. Sebelum abad 20, karya pengarang wanita kurang dianggap serius. Akhirnya, banyak penulis perempuan berbakat yang menggunakan nama pena laki-laki. Bahkan hari ini pun, Joanne Rowling lebih suka menampilkan nama yang berkesan netral unisex, yaitu Rowling. Mengapa bukan Joanne R. saja? Saya tidak tahu. Sama tidak tahunya dengan mengapa seorang penulis teenlit yang prolifik memilih nama Luna Torashyngu. Saya yang terlanjur membayangkan kecantikannya sekaliber Luna Maya pun kecele begitu tahu ia ternyata cowok. 4. Nama Pena untuk Memisahkan Antarkarya Teman saya produktif menulis cerpen. Kualitasnya masuk standar sastra koran, sehingga kerap dimuat di beberapa harian. Namun, lama-lama redakturnya bosan juga, dan khawatir jangan-jangan ada pembaca yang menganggap surat kabar ini terlalu menganakemaskan teman saya. Syahdan, teman saya mengalah. Ia pun menulis dengan nama lain. Ini bukan masalah baginya, sebab ia mencari uang, bukan nama. Jadilah teman saya itu mengoleksi sederet nama pena yang tidak karu-karuan fiktifnya. Bila Anda merasa master dalam suatu bidang, bermain-main dan bereksperimen pasti terlintas di benak Anda. Barangkali untuk mengetes pasar. Atau demi memenuhi alter ego seperti yang dilakukan Stephen King. Tahukah Anda, King pernah menerbitkan empat novel di bawah nama Richard Bachman. Namun, kemudian Steve Brown memergokinya. Baru membaca dua halaman Thinner 1984, Brown langsung melihat kemiripan novel keempat Bachman itu dengan gaya menulis King. “Ini Stephen King sendiri atau seorang peniru terbaik di dunia,” batinnya kala itu. Penasaran, Brown pun menelusuri. Dan akhirnya mengirimi King hasil riset isengnya. Dua minggu kemudian, King sendiri yang menelepon kantor Brown. “Steve Brown? Ini Steve King. Baik, Anda tahu saya Bachman. Saya tahu saya Bachman. Mari bicara,” kata raja thriller itu. * * * Nama pena, atau nama panggung di dunia show biz sah-sah saja digunakan. Itu hak kita. Bagaimana dengan Anda? Pentingkah memiliki nama pena? Saya pribadi lebih suka menggunakan nama asli. Ada berbagai alasan, tetapi yang utama adalah agar branding-nya dapat sekali jalan, alias tidak seperti memulai dari nol lagi.Apaitu Handline Fishing . Nama * Email * Situs Web. Cari untuk: Address. Depan Transmart Kartasura. Jln. Ahmad Yani 257,Banaran, Pabelan, kartasura, Cari untuk: Joran Pena Curve Troll Rp; Joran Pena Curve Spin Rp; Joran Curve Mlanding Teleskopic Rp – Rp; Senar PE Curve Bengal X8 Rp; Joran Tegek Curve Truwok Ruas Pendek Rp – Rp
Nama pena, atau sering disebut juga nama samaran, merupakan sebuah identitas fiktif yang dipilih oleh seorang penulis untuk digunakan saat menulis karya tulisnya. Dalam artikel kali ini kami membahas mengenai apa itu nama pena, apa itu nama pena generator, dan contoh nama pena. Pengertian Nama Pena Nama pena atau nama samaran adalah sebuah nama yang digunakan oleh penulis sebagai pengganti nama aslinya ketika menulis sebuah karya tulis. Penggunaan nama pena umumnya dilakukan untuk berbagai alasan, seperti untuk melindungi privasi penulis, untuk menghindari persepsi pembaca yang bias terhadap penulis berdasarkan latar belakang, ras, atau gender mereka, atau sebagai bentuk perlindungan dari kritik atau ancaman yang mungkin timbul karena karya yang kontroversial. Selain itu, penggunaan nama pena juga bisa menjadi strategi pemasaran yang efektif bagi penulis, terutama jika nama pena yang digunakan memiliki daya tarik dan mudah diingat oleh pembaca. Nama Pena Generator Nama pena generator adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghasilkan nama pena secara otomatis. Alat ini biasanya tersedia dalam bentuk website atau aplikasi, yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan beberapa kata kunci atau tema tertentu, seperti nama depan atau nama belakang, profesi, hobi, atau karakteristik lainnya. Setelah memasukkan kata kunci tersebut, generator akan menghasilkan beberapa opsi nama pena yang unik dan menarik yang dapat digunakan oleh penulis. Penggunaan nama pena generator dapat menjadi alternatif yang efektif bagi penulis yang kesulitan memilih nama pena yang cocok, atau bagi mereka yang ingin memulai menggunakan nama pena tanpa perlu berpikir keras untuk membuatnya sendiri. Namun, penggunaan nama pena generator juga dapat menimbulkan risiko keaslian dan keunikan nama pena yang dihasilkan, sehingga disarankan untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menggunakan nama pena yang dihasilkan oleh generator. Contoh Nama Pena Ada beragam contoh nama pena yang telah digunakan oleh penulis-penulis terkenal di seluruh dunia. Nama pena sering kali dipilih dengan seksama, karena dapat memengaruhi bagaimana pembaca menafsirkan karya tulis sang penulis. Sebagai contoh Penulis terkenal Agatha Christie menggunakan nama pena “Mary Westmacott” saat menulis novel-novel romantis, sementara menggunakan namanya sendiri ketika menulis karya-karyanya yang bergenre detektif. Nama pena “Dr. Seuss” digunakan oleh Theodor Seuss Geisel ketika menulis buku-buku anak-anak seperti “The Cat in the Hat” dan “Green Eggs and Ham”. Nama pena “Currer Bell” dipilih oleh penulis Charlotte Bronte saat menulis novel “Jane Eyre” pada abad ke-19. Selain itu, ada juga nama pena yang menggunakan inisial atau kombinasi nama, seperti “ Lewis” yang digunakan oleh Clive Staples Lewis dalam menulis seri novel “The Chronicles of Narnia”. “ Tolkien” yang digunakan oleh John Ronald Reuel Tolkien dalam menulis novel epik “The Lord of the Rings”. Nama pena “Pablo Neruda” adalah sebuah nama samaran yang dipilih oleh penulis dan aktivis sosial Chili, Neftalí Ricardo Reyes Basoalto, untuk menulis puisi-puisi terkenalnya. Dalam beberapa kasus, nama pena juga digunakan oleh penulis yang ingin menyembunyikan identitas aslinya, seperti “Robert Galbraith” yang digunakan oleh Rowling dalam menulis novel “The Cuckoo’s Calling”. Penutup Penggunaan nama pena dalam dunia literatur telah menjadi sebuah praktik yang populer dan telah dilakukan oleh banyak penulis terkenal di seluruh dunia. Meskipun alasan untuk menggunakan nama pena dapat bervariasi, namun penggunaannya memberikan kebebasan bagi penulis untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas dan berani. Nama pena juga dapat memberikan perlindungan privasi bagi penulis dan menjadi strategi pemasaran yang efektif. Dengan beragam contoh nama pena yang telah digunakan, penggunaan nama pena tetap menjadi sebuah fenomena menarik dalam dunia tulis-menulis yang patut untuk dieksplorasi lebih lanjut. Bagi Anda yang membutuhkan jasa penulisan buku, editing buku, maupun proofreading buku, Ruang Buku dapat menjadi pilihan Anda. Hubungi Admin Ruang Buku sekarang atau DM Instagram kami untuk mendapatkan informasi lebih lengkap seputar layanan. Penulis Abi Post Views 20Buyalalu didapuk menjadi pemimpin redaksi tahun 1988-1990. Puncaknya, Buya saat ini dipercaya menjabat sebagai pemimpin umum media tersebut. Sebagai jurnalis, pria kelahiran Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935 ini kerap menggunakan nama pena Salman Lumpur. "Nama (Salman Lumpur) ini dari almarhum anak saya," ujar Buya.Saya baru-baru ini membaca buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah. Ia adalah buku esai Korea tema perkembangan diri yang ditulis oleh Kwon saya, penulis buku tersebut memiliki nama pena yang bagus. Ditambah lagi nama penanya mudah samping itu, isi bukunya juga bagus dan sangat relate bagi saya. Di situ lah saya tertarik ingin mengangkat judul lagi, setelah saya telisik, ternyata banyak juga penulis pemula yang kebingungan saat membuat nama wajar sih penulis pemula bingung menentukan nama pena. Apalagi nama penulis tersebut sudah sangat butuh nama yang berbeda untuk kemudian dicantumkan di dalam karya. Entah karya tulis dalam bentuk buku fisik maupun novel dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman saja kepada pembaca seputar nama pena, dari itu amati dengan baik artikel ini agar kalian dapat membuat nama pena aesthetic yang akan terus dikenang oleh pembaca sehingga mempunyai ciri itu nama pena?Sederhananya, nama pena adalah nama samaran yang terletak pada buku atau novel. Biasanya, ia berada di cover depan menggunakan nama pena, boleh mengenakan nama asli lalu dikulik sedikit, maupun real nama samaran. Boleh juga mencantumkan gelar akademik, hingga panggilan nama pena perlu? Perlu. Sebab, dunia penulis atau pengarang kini sudah seperti di zaman penyair Mary Shelley yang saya tonton pada film Mary Shelley 2017, dunia penulis masih monoton pada saat membuat nama pena yang bagusAda beberapa poin yang akan saya sampaikan dalam membikin nama berdasar pada pengalaman pribadi dan pengalaman teman-teman saya di dunia tulis poin-poin penting dalam membuat nama nama pena lebih pendekJika tujuan utamanya agar nama pena kalian mudah diingat pembaca, buatlah sependek mungkin. Minimal dua memang dua kata aja sih. Meski, ini tidak ada aturan baku penulis beken seperti Tere Liye, Dee Lestari, dan Raditya Dika, nama pena mereka sependek sebaiknya tiru lah enak dilihatEnak dilihat, maksudnya enak dibaca lah nama saya "Muhammad Ridwansyah". Berhubung sudah banyak orang yang memakai nama tersebut, saya buat begini aja Ridwansyah nama panggilan juga sebenarnya tidak nama kalian "Anisa Isabella" menjadi "Icha Bella". Saya kira itu seunik mungkinUnik dalam arti berbeda dengan penulis karena itu, sebelum menentukan nama pena, sebaiknya searching dulu; apakah sudah ada penulis lain yang menggunakan nama pena yang hendak kita sematkan nama pena yang terbilang unik seperti, Boy Candra dan Dee pena sesuai genre novel yang dikuasaiUntuk menyederhanakan poin ini, katakan lah kalian menguasai novel fiksi sejarah, maka ambil nama pena dari hal-hal yang berbau sejarah. Ambil nama belakangnya Andri Adven. Adven diambil dari kara "Adventurer" yang artinya petualang. Sebab, Andri adalah penulis fiksi sejarah yang bercerita tentang dari istilah-istilah asing atau dari diksiSaya pernah melihat ada penulis yang bernama "Anzani Aurora" dan ia mengambil nama pena tersebut karena suka dengan nama "Aurora".Dari diksi-diksi juga bisa kalian ambil. Diksi yang selama ini orang tidak tahu artinya apa. Di kamus banyak kok, cari aja!Mengapa penulis harus membikin nama pena?Setidaknya, saya merangkum tiga alasan mengapa banyak penulis menggunakan nama samaran atau anonim. Berikut di antaranyaMenyamarkan identitasTerutama penulis yang isi novel atau isi bukunya mengarah ke hal-hal mereka membikin nama pena agar identitasnya tidak diketahui oleh banyak pembaca. Karena, baginya, itu riskan nanti terjadi kontoversi dan merambah ke keluarga dan orang lengkap terlalu panjangSedikit saja saya temui penulis yang mengenakan nama asli di dalam karyanya. Dan saya kira, nama asli lebih mending daripada nama yang terlalu mungkin rasanya nama yang memuat 5 kata ditulis di depan cover buku miliknya. Jadi, dibikin pendek kesamaan dengan penulis lainIni sih pentingnya membuat nama pena. Yakni, agar karya yang kita bikin benar-benar kalau ada kesamaan nama pena, agak kikuk aja. . 403 84 406 159 233 82 356 126